Kepanjen – Pemerintah berharap bisa dilakukan pengembangan pendidikan kejuruan (SMK). Total pagu anggaran sebesar Rp 14,8 triliun disiapkan untuk mendukung program percepatan ini.
“Tahun ini, pagu anggaran untuk mendukung pengembangan di SMK-SMK sebesar Rp 14,8 triliun. Sebesar Rp 8,3 triliun diantaranya, dialokasikan melalui daerah (provinsi) dalam bentuk Dana Alokasi Khusus (DAK),” kata Kasubdit Sarpras Direktorat Pembinaan SMK Kemdikbud RI, Hariyono MM, di sela acara Gebyar Dasawarsa SMKN 1 Kepanjen, Sabtu (9/2/2019) siang.
Menurutnya, pagu bantuan yang disiapkan pemerintah ini mencakup bantuan fisik dan nonfisik. Dan, pihaknya kini tengah memetakan sekolah mana saja yang layak mendapatkan bantuan.
Hariyono menegaskan, sektor unggulan pembangunan nasional bidang ekonomi mencakup sektor maritim, pariwisata, pertanian dan industri kreatif. Karena itu, lanjutnya, segala bantuan pemerintah kepada SMK-SMK lebih banyak pada empat sektor unggulan tersebut.
“SMK yang bergerak di sektor maritim, pertanian, patiwisa dan industri kreatif tentunya lebih diperhatikan. Selain itu, kelompok rekayasa dan teknologi juga (diprioritaskan),” beber Hariyono.
Menurut Hariyono, percepatan pengembangan SMK sebenarnya sudah diawali dengan program Revitalisasi SMK yang diperkuat Inpres Nomor 9/2016. Program ini memperkuat SMK dengan dukungan kerja sama langsung dengan industri.
“Revitalisasi SMK ini wujud nyata perhatian pemerintah dalam percepatan peningkatan kualitas pendidikan kejuruan. Program ini sangat bermanfaat, terlebih SMK menjadi motor penggerak ekonomi baik makro maupun makro,” jelas Hariyono.
Bantuan program Revitalisasi ini, lanjutnya, bisa didapatkan semua SMK sepanjang terdaftar dalam dapodik. Setidaknya, pagu bantuan sebesar Rp 4,8 triliun diperuntukkan untuk merevitalisasi SMK-SMK tahun anggaran ini.
Terpisah, Kabid Pendidikan SMK Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Dr Suhartono mengungkapkan, bantuan bagi SMK-SMK banyak macamnya. Diantaranya, bantuan rehab, RKB, RPS, dan peralatan.
“Kami harus melakukan pemeteaan terlebih dahulu agar semua bantuan bagi SMK tepat sasaran. Hasil pemetaan ini akan menjadi grand design pengembangan vokasi di Jawa Timur,” demikian Suhartono.